FR-2023 Dumai, 4 – 5 Juli 2023 – Sebuah pelatihan kapasitas perempuan desa yang bertujuan untuk meningkatkan peran perempuan dalam perencanaan dan penganggaran desa telah dilaksanakan di Kota Dumai. Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah desa dan Fitra Riau, selanjutnya pelatihan ini juga merupakan dukungan dari Ford Foundation dalam skema program Optimalisasi Pemanfaatan Dana Bagi Hasil Migas & Peningkatan Akuntabilitas Sosial CSR untuk Penanggulangan Kemiskinan di tiga daerah di Provinsi Riau.
Pelatihan ini bukan hanya bertujuan untuk memberdayakan perempuan desa, tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya gender dalam perencanaan pembangunan dan pengelolaan anggaran. Dengan meningkatnya kapasitas perempuan desa, diharapkan mereka dapat berperan aktif dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan di desa mereka, serta mengelola anggaran dengan lebih efektif dengan memperhatikan dimensi gender.
Sebanyak 21 perempuan desa dari berbagai latar belakang turut berpartisipasi dalam pelatihan ini. Peserta terdiri dari RW, anggota Badan Perwakilan Desa, ibu rumah tangga, pengusaha kecil, dan perwakilan organisasi perempuan desa. Semua peserta memiliki minat dan komitmen yang kuat untuk memperjuangkan peran perempuan dalam pembangunan desa.
Pelatihan ini melibatkan berbagai metode pembelajaran, termasuk materi dan pengetahuan dasar tentang perencanaan dan penganggaran desa, diskusi kelompok, studi kasus, dan latihan praktis. Pendekatan partisipatif diterapkan untuk memastikan bahwa peserta benar-benar terlibat dan mendapatkan keterampilan yang dapat diterapkan dalam konteks desa penghasil migas.
Triono Hadi, Koordinator Fitra Riau, menyoroti signifikan peran gender dalam konteks pembangunan desa. Dalam konteks ini, ia menegaskan bahwa pelatihan yang baru-baru ini diadakan memiliki peran kunci dalam memperkuat partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan anggaran di tingkat desa. Menurutnya, langkah ini menjadi essensial untuk menciptakan lingkungan di mana perempuan desa dapat memberikan kontribusi secara lebih efektif terhadap pembangunan desa yang bersifat inklusif dan berkelanjutan.
Menanggapi pelatihan tersebut, Triono Hadi menekankan bahwa peningkatan pengetahuan dan keterampilan perempuan desa menjadi kunci utama untuk kebijakan uang ada di desa lebih partisipatif. Dengan penguatan ini, diharapkan perempuan desa dapat berperan aktif dan berdaya dalam proses pembangunan, termasuk dalam pengelolaan anggaran desa. Dalam perspektifnya, keterlibatan perempuan secara lebih substansial akan membuka jalan menuju desa yang lebih dinamis dan progresif.
Triono Hadi juga berharap bahwa hasil dari upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan perempuan desa tidak hanya berdampak pada tingkat lokal, tetapi juga memberikan sumbangan yang signifikan pada pembangunan desa secara keseluruhan. Dengan demikian, langkah-langkah ini tidak hanya memperkuat peran perempuan di tingkat desa tetapi juga membentuk landasan untuk pembangunan desa yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada keadilan gender.
Perempuan Desa Berbakat Bicara di Depan Publik
Lina, peserta pelatihan dari Desa Ukui Dua, memiliki cerita yang menginspirasi. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang penuh potensi dan ide-ide brilian, dia selalu merasa gugup dan takut saat harus berbicara di depan banyak orang. Namun, semuanya berubah ketika Lina mengikuti pelatihan ini. Bakat dan semangatnya yang khas muncul. Melalui pelatihan yang memberikan inspirasi, dia diajarkan pentingnya berbicara di depan publik dan bagaimana suara mereka didengar. Tujuannya menjadi jelas dan pesan yang disampaikan mudah dipahami.
Setelah memberikan materi terkait dengan peserta pelatihan diajak untuk mempraktekkan keterampilan dalam situasi yang realistis seperti praktek musdes ditingkat desa. Peserta di latih berlatih memimpin diskusi, dan berdebat dengan penuh keyakinan seputar pembangunan Desa, dimasing–masing dusun.
Melalui proses ini, para perempuan Desa menemukan keberanian dan kepercayaan diri yang terpendam. Lina, yang dulunya gemetar hanya saat berbicara di depan beberapa orang, kini mampu berbicara di depan. Keberhasilan ini tentunya menjadi inspirasi bagi perempuan desanya, bahkan nantinya bisa menyampaikan pendapat ketika berada di desa dan ikut berdiskusi dan bersuara dalam forum-forum perencanaan desa seperti (Musdus, Musdes dan Musrenbang desa). Sementara itu juga program-program desa pun yang akan di dibuat oleh desa akan lebih tepat sasaran.
Memahami Konsep Gender Dalam Pembangunan Desa
Perempuan – perempuan desa yang tergabung dalam komunitas peduli dan berdaya , yang sebelumnya tidak mengenal tentang gender, kini menjadi perjuangan untuk memperjuangkan kesetaraan gender. Sebelum pelatihan diadakan, pemahaman tentang konsep gender di kalangan perempuan desa masih terbatas. Mereka belum menyadari betapa pentingnya inklusi perempuan dalam perencanaan dan penganggaran desa.
Sartika Dewi – Peneliti Fitra Riau, dengan pengetahuan mendalamnya tentang gender dan pengalaman sebagai fasilitator, langsung memberikan wawasan kepada peserta . Dalam pelatihan, perempuan-perempuan Desa sangat antusias memahami konsep gender secara menyeluruh dan mengenali betapa pentingnya peran perempuan dalam pembangunan desa.
Diskusi-diskusi intensif dan cerita nyata dari narasumber membuat para peserta semakin terlibat dalam topik tersebut. Peserta mulai memahami bagaimana ketidaksetaraan gender dapat menghambat pembangunan desa yang lebih terarah dan terukur bagi semua pihak, sehingga apapun pembangunan desa, perempuan – perempuan desa menjadi terlibat.
Hasilnya, perempuan-perempuan Desa mengalami transformasi yang luar biasa. Dan nantinya sartika berharap Mereka (perempuan desa) mulai melibatkan diri secara aktif dalam perencanaan dan pengambilan keputusan desa. Dalam forum-forum penting, mereka juga diharapkan tak ragu lagi untuk mengemukakan pendapat mereka dan memastikan bahwa suara mereka didengar oleh pemerintah desa.
Dan nantinya juga komunitas perempuan dan peduli dianggap sebagai mitranya pemerintahan desa yang setara dalam mengelola sumber daya desa. Dan d8 desa ini juga menjadi contoh bagi desa-desa sekitarnya tentang bagaimana inklusi gender dapat membawa perubahan yang positif dan memberdayakan perempuan.
Perkuat Peran Perempuan Desa Melalui Pendampingan Ekonomi
Menariknya juga dalam pelatihan ini , Fitra Riau juga memandang perlu memberikan pemahaman kepada komunitas perempuan desa untuk bisa menggali potensi apa yang dimiliki di desa tersebut yang bisa dijadikan prospek ekonomi masyarakat, baik itu pertanian bahkan UMKM, Para perempuan desa menyadari bahwa mereka memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan usaha mereka sendiri, namun mereka membutuhkan dorongan dan pengetahuan untuk melakukannya.
Dengan semangatnya , perempuan-perempuan Desa mulai menggali bakat dan minat mereka sendiri. Melalui pelatihan, mereka belajar tentang pemasaran yang efektif, dan bagaimana mengembangkan usaha yang berkelanjutan. Kegiatan ini membangkitkan semangat berwirausaha .
perempuan-perempuan Desa mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok masing – masing desa dengan memanfaatkan keterampilan tradisional dan sumber daya lokal yang ada di desanya. Mulai dari kerajinan tangan hingga produk pertanian organik yang berkualitas. Dan inilah yang nantinya akan berkaitan erat bagaimana program – program ini bisa diakomodir oleh pemerintahan desa bahkan CSR perusahaan secara berkelanjutan.
Menariknya, dalam waktu dekat, Fitra Riau berencana memberikan dukungan penuh kepada perempuan desa melalui Field Staff dari LPESM (Lembaga Pemberdayaan Ekonomi dan Sosial Masyarakat). LPESM telah lama menjadi mitra yang konsisten dalam memberikan pendampingan ekonomi kepada komunitas desa. Fokus utama LPESM adalah memahami kebutuhan unik setiap desa dan memberikan bimbingan ekonomi yang sesuai.
“Setiap desa memiliki potensi ekonomi yang beragam, mulai dari kerajinan tangan, UMKM, usaha peternakan, hingga usaha pertanian,” kata Triono Hadi, Koordinator Fitra Riau. “Kami percaya bahwa kolaborasi antara perempuan desa, pemerintahan desa, dan dukungan CSR dapat menciptakan dampak positif yang signifikan.”
Peluang ekonomi yang tersebar di setiap desa memerlukan pendekatan yang holistik. Fitra Riau dan LPESM bertekad untuk tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga mendukung perempuan desa dalam mengimplementasikan pengetahuan yang telah diperoleh.
Dalam konteks ini, Triono Hadi memberikan masukan bahwa kolaborasi dengan pemerintahan desa akan menjadi kunci kesuksesan. Pendanaan dan program-program desa, bersama dengan CSR yang mungkin belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk mendukung perempuan desa, dapat diarahkan ulang. Triono menekankan bahwa CSR dapat menjadi motor penggerak bagi usaha-usaha perempuan desa, mencakup aspek pelatihan, dukungan pengadaan alat, bibit, dan sumber daya lainnya.
“Kami melihat peluang besar untuk menciptakan perubahan positif melalui keterlibatan aktif perempuan desa dalam ekonomi lokal,” tambah Triono. “Dengan mendukung inisiatif ini, kita tidak hanya membangun kemandirian ekonomi perempuan desa, tetapi juga menciptakan dampak positif yang dapat dirasakan oleh seluruh komunitas.”
Fitra Riau dan LPESM percaya bahwa melalui sinergi yang baik antara lembaga masyarakat, pemerintahan desa, dan dukungan dari pemerintah dan CSR , potensi ekonomi perempuan desa dapat diaktifkan secara optimal, memberikan manfaat jangka panjang yang luas bagi pembangunan berkelanjutan di tingkat local skala desa.
***GUSMANSYAH