FR_ Fitra Riau Melaksanakan sosialisasi program Optimalisasi Pemanfaatan Dana Bagi Hasil Migas dan Akuntabilitas CSR di Desa Mak Teduh dan Desa Ukui dua Kabupaten Pelalawan, pada 8-9 Maret 2023, Adapun peserta yang di undang dalam kegiatan tersebut terdiri dari Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, BUMDES, PKK, Kelompok Perempuan, dan kelompok UMKM.
Secara umum, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan penghasil minyak dan gas bumi dengan memastikan peningkatan layanan dasar dan kesejahteraan masyarakat setempat, termasuk kualitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kinerja ekonomi masyarakat. Kegiatan Sosialisasi program di buka langsung oleh Kepala Desa dan dilanjutkan dengan penyampaian sosialisasi program yang menjelaskan lebih detail tujuan, konsep dan juga jangka waktu dilaksanakan program tersebut. adapun sasaran dari kegiatan ini adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat bagi desa penghasil, dengan mendorong kegiatan Perempuan sehingga dari kegiatan tersebut menghasilkan produk yang bernilai ekonomi.
Pada tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pelalawan bersama Fitra Riau telah melakukan reformulasi kebijakan ADD Migas, dengan skema pembagian Migas Ring 1 (penghasil), Ring 2 (Desa yang berbatasan dengan Ring 1), Ring 3 (Desa yang agak jauh dari Ring 1 ), dan Ring 4 (tidak di lalui tapi masih dapat skema pemerataan). Untuk itu dalam rangka untuk mendukung upaya pemerintah dan selaras dengan arah pembangunan Pemerintah daerah dan Desa dalam percepatan pembangunan dan pengentasan kemiskinan di kabupaten Pelalawan, Program Optimalisasi DBH-Migas akan di Implementasikan di Desa mak Teduh dan Desa Ukui II.
Dalam kegiatan tersebut disampaikan juga oleh Kepala Desa Mak Teduh (Suryadi) terkait kondisi di Desa dimana Tingkat pendidikan di Desa Mak Teduh cukup Rendah, banyak dari masyarakat hanya lulusan SD-SMP, kondisi ini di sebabkan keterbatasan sekolah di Desa, karna yang ada saat ini sekolah nya SD dan SMP. Juga kondisi infrastruktur jalan yang rusak, dan juga keterbatasan air bersih. Dan juga meski Desa Mak Teduh merupakan desa penghasil, kenyataannya banyak dari masyarakat yang bekerja di perusahaan hanya sebagai security.
Selanjutnya dijelaskan juga oleh Kepala Desa Ukui Dua untuk Desa Ukui Dua penduduknya Heterogen (bercampur), untuk kondisi kemiskinan Desa Ukui dua masih menjadi perhatian, kondisi ini selain karna faktor lapangan pekerjaan juga di pengaruhi oleh pendatang yang menetap di Desa ukui dua. Untuk kegiatan Perempuannya melakukan kegiatan pertanian dan juga wirausaha di bidang kuliner yang sampai hari ini masih berjalan. Namun kendala yang hadapai adalah belum maksimalnya lahan untuk pertanian,karna lahan saat ini masih numpang di lahan rumah warga, dan untuk usaha kulinernya terkendala tempat dan juga izin (PIRT) dan juga kendala lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar perusahaan.
Dengan kondisi tersebut di lanjutkan dengan diskusi bersama, Secara umum perangkat Desa Mak Teduh dan Ukui II menyambut baik program ini, dan berharap dengan adanya program ini mampu memberikan perbaikan dan membantu desa lebih baik lag dalam sisi kesejahteraann dengan di dukung oleh DBH-Migas juga transparansi dari CSR.