Direktur LPSEM
Woro Supartinah,S.P., M.Sc Dilahirkan sebagai anak ke-6 dari 8 bersaudara dari Bapak bernama Soebagio (alm), dan Ibu bernama Ningsih (alm). Menamatkan pendidikan jenjang dasar dan menengah di Pekanbaru, Riau. Pendidikan tingginya ditamatkan di Fakultas Pertanian UNRI, jurusan Agribisnis pada tahun 1999. Setelah menamatkan S1, mulai mengenal dunia pengorganisasian masyarakat dengan menjadi CO di Yayasan Tanah Air yang saat itu bergerak dalam isu penyelamatan hutan. Setelahnya, bergabung dengan LPAD Riau, dan Institute Pluralisme Indonesia (Jakarta), dan belajar memasuki dunia rehabilitasi pasca bencana di Aceh dengan menjadi relawan guru, dan bekerja untuk restorasi livelihood dan koordinasi penanganan pasca bencana di British Red Cross (BRCS) dan UNORC Aceh. Sekembalinya dari Aceh, kembali mendedikasikan diri pada gerakan penyelamatan hutan Riau saat bergabung dengan Jikalahari sebagai Badan Pengurus (Wakil, dan Koordinator) dari tahun 2013 hingga 2018, setelah sebelumnya melanjutkan pendidikan jenjang magister di University of Reading, UK dengan dukungan beasiswa CHEVENING.
Saat di Jikalahari, aktif menyuarakan penyelamatan hutan di tingkat lokal, nasional hingga internasional dengan menjadi pembicara di forum-forum yang dilaksanakan di China, Eropa hingga Amerika, dan pernah menjadi anggota Dewan Pengarah Jaringan Kertas Global (Environmental Paper Network/EPN). Pada tahun 2021 bersama dengan Tim Koalisi LSM untuk Masyarakat menyusun sebuah buku “Kontestasi Ruang Hidup” Bunga Rampai Konflik HTI di Indonesia, Insist Press. Saat ini menjabat sebagai Direktur LPESM Riau, yang sebelumnya bernama ISEC (2018 sekarang) sebuah LSM yang fokus pada penguatan dan pendampingan masyarakat terdampak HTI termasuk menyasar kepada kelompok perempuan. Menjadi inisiator gerakan perempuan ‘Sahabat PUAN’, dan mulai bergabung sebagai Anggota Dewan Pengawas di Fitra Riau sejak 2022